Jesika
Riyanselina
08/268860/TP/09184
ABSTRAK
Kulit
biji kakao (11-13% berat biji kering) merupakan hasil samping dari industri
coklat yang belum dimanfaatkan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menentukan sistem pelarut HCl dan etanol yang
terbaik dan lama ekstraksi untuk menghasilkan rendemen ekstrak kulit biji kakao
terbanyak dan intensitas warna ekstrak yang paling besar, serta aktivitas
antioksidan tertinggi untuk mengetahui potensi ekstrak kulit biji kakao sebagai
antioksidan.
Dalam
penelitian ini ekstraksi kulit biji kakao dilakukan dengan menggunakan metode
ekstraksi maserasi, pelarut yang digunakan yaitu etanol dan HCl dengan sistem
pelarut (0:100, 5:95, 10:90 dan 15:85) selama 30, 60, 90 dan 120 menit. Ekstrak
dianalisis meliputi rendemen, total padatan terlarut, warna dan aktivitas
penangkapan radikal DPPH.
Hasil ekstraksi dengan sistem pelarut
yang digunakan untuk mengekstrak kulit biji kakao mempengaruhi rendemen. Semakin
lama waktu ekstraksi, semakin besar rendemen yang diperoleh. Sistem pelarut
5:95 menghasilkan rendemen yang paling tinggi yaitu berkisar 14.42%-43.46%. Lama
ekstraksi kulit biji kakao mempengaruhi intensitas warna yang dihasilkan. Semakin
banyak volume HCl yang digunakan, total padatan terlarut semakin meningkat. Lama
ekstraksi kulit biji kakao 60 menit menghasilkan warna yang tertinggi. Total
padatan terlarut tertinggi dihasilkan pada lama ekstraksi 90 menit dan sistem
pelarut 5:95 yaitu sebesar 18.32%. Ekstraksi kulit biji kakao menggunakan
pelarut etanol dan HCl mempunyai aktivitas antioksidan lebih tinggi dari pada
BHT, dengan demikian ekstrak ini berpotensi sebagai sumber antioksidan.
Kata kunci : Kulit Biji Kakao, Ekstraksi, Warna,
Aktivitas Antioksidan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar